RAKYATBICARA.com. Aceh Utara: Jam penunjukkan pukul 14.00 siang, penulis melangkahkan kaki memasuki komplek Yayasan Pendidikan Islam Anak Yatim “Miftahul Jannah” di jalan Taruna No.15, Desa Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
Aktivitas di komplek itu tampaknya sepi tidak seperti biasanya, ternyata waktu itu semua santriwan dan santriwati lagi istirahat siang. Namun penulis tidak ber putus asa meskipun tak dapat melihat langsung kondisi anak-anak yatim tersebut. Soalnya pimpinan Panti Asuhan Hajjah Rosna, dan Ketua Yayasan Tgk H Syamsuddin bersedia menerima kami untuk mengadakan wawancara dengannya selama satu jam lebih.
Yayasan yang berdiri sejak 7 Mei 1986 di atas tanah seluas 1680 M2 ini berdekatan dengan Pabrik Pupuk Iskandarmuda dan proyek vital lainnya, atau sekitar 10 Km jaraknya dari Kota Lhokseumawe, tak sehebat yang dibayangkan sebelumnya. Tempatnya sangat sederhana, namum tampaknya sangat bersih semua pekarangannya. Di Panti Asuhan yang sederhana inilah anak yatim dan yang berasal dari keluaraga fakir miskin dididik untuk menjadi anak-anak yang mandiri, cerdas, dan ber iman.
Pimpinan Miftahul Jannah, Hajjah Cut Rosna, kepada wartawan ini menyebutkan, aktivitas harian para santri disini semuanya telah terjadwal. “Tadi selesai sembahyang dhuhur anak-anak semua diwajibkan istirahat (tidur) sampai menjelang shalat ashar . Sejak pagi hingga malam hari telah diatur jadwalnya, baik dalam hal mereka kesekolah, istirahat, belajar agama ,olah raga dan sebagainya itu telah disusun sesuai dengan kurikulum panti”, ujar Ketua Yayasan hajjah Cut Rosna. Senin (17/1)
Sistem pendidikan di Miftahul Jannah ini sangat sederhana, dan tak ada hal yang luar biasa sebagaimana juga di pondok-pondok pasantren lainnya di Aceh. Yaitu masih memelihara paham-paham Ahlussunnah Wal jama’ah, serta juga tetap mempertahankan sistim tradisi pendidikan islam yang penuh kasih sayang terhadap anak-anak didik. Namun dalam hal didikan sedikit berbeda, yaitu menggagaskan sebuah program pengolaborasian antara ilmu pendidikan umum dengan pendidikan agama, “Dan kami tetap mengutamakan mutu pendidikan, walaupun fasilitas pondok kami serba kekurangan”: ujar Hajjah Rosna atau biasa disapa Bunda.
Setelah gempa dan tsunami 26 Desember 2004 anak-anak Aceh semakin menambah luka.“kami tetap berpegang teguh pada khittah perjuangan kami, yaitu ingin mencetak santriwan dan santriwati untuk menjadi anak berguna bagi agama ,keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara sesuai dengan perkembangan zaman”., ujar Hajjah Rosna serius.
Dikatakan, selain pendidikan di bidang agama, juga dilatih untuk mahir berbahasa indonesia, Inggris dan Arab serta juga dididik untuk meraih kemampuan dalam memanfaatkan media informasi dan telekomunikasi secara baik dan benar sesuai dengan perkembangan terkini.
Menurutnya, “Miftahul Jannah” sekarang telah memiliki santriwan dan santriwati 100 orang lebih, dan memiliki 8 orang tenaga guru pengajar dari berbagai displin ilmu . Sedangkan kegiatan lain di Panti Asuhan ini, yaitu ;pagi hari mereka belajar di Sekolah tingkat Dasar (SD) ,SLTP ,MTsN, SMU, MAN.
Kemudian juga kegiatan lain, para santriwan dan santriwati selain melakukan pengajian Al Qur’an dan membaca Kitab –kitab kuning. Mereka juga melakukan Praktek sholat wajib, sholat sunnat, praktek Fardhu Kifayah memandikan mayat dan sholat jenazah. praktek menjadi imam sholat berjama’ah , samadiah, belajar do’a arwah, praktek menjadi bilal, sholat Tarawih, tes kemampuan dan mental, mengadakan muhadharah, belajar tilawatil Qur’an, Syarhil Qur’an, Qira’ah Sab’ah, Tahfidh dan sebagainya.
Bukan hanya sampai disitu, katanya lagi, Miftahul Jannah selain mengajar kegiatan pokok , juga mengajar berbagai kegiatan lainnya, yaitu kegiatan ekstra kurikuler, seperti; Dalail Khairat, Zikir Maulid, penghafalan Asmaul Husna, Shalawat Badar, Membaca Puisi Islam, Tarian Poh kipah yang dibina Bupati Aceh Utara, Tarian ranup lampuan untuk tampil dalam acara kebesaran dan juga acara-acara peresmian lainya.
Selain itu anak-anak juga di didik untuk bisa tampil dalam lembaga adat, yaitu; balas kisah pantun pada pesta perkawinan secara ada Aceh, dan marhaban sesuai dengan adat maupun budaya Aceh yang islami.
Karena itu, Hajjah Rosna hanya dengan mengandalkan rumah yang sederhana sebagai tempat tinggal mampu mendidik ratusan lebih anak yatim hingga mencapai prestasi luar biasa. Ia membawa anak – anak asuhannya menjadi manusia terhormat dan dikagumi oleh semua pihak. Hasil pengemblengannya tak sebatas pendidikan di tingkat lokal, tapi mereka telah mampu berkiprah ke tingkat nasional dan bahkan internasional sekalipun.
“Upaya ini cukup memuaskan kami bersama suami dan sekaligus ana-anak, karena terbukti 15 orang bisa diterima pada sebuah pasantren terkemuka di Surabaya dan 7 lainnya ke Negara jiran Malaysia”, ujar Hajjah Rosna yang diamini Tgk Syamsuddin atau biasa disapa Ayah sebagai ketua yayasan
Sementara itu dapat ditambahkan, dengan memiliki rumah dan balai pengajian yang sederhana ini, diharapkan perhatian dan bantuan para dermawan untuk membantu anak-anak yatim agar mereka untuk lebih berhasil. Juga dalam berbagai fasilitas panti yang sampai saat ini masih serba kekurangan . Yaitu khususnya dalam masaalah kamar mandi, sumur dan kakus (MCK), karena saat ini sangat menyulitkan anak-anak yatim tadi bagi keperluan dalam mempergunakannya MCK tersebut. (Busairi)
KOMPAS.com
Minggu, 23 Januari 2011
Di Rumah Sederhana itu Anak Yatim Ditempa
Diposting oleh busairi di Minggu, Januari 23, 2011
Labels
- Kisah Nyata (1)
- Olahraga (2)
- Politik (2)
Translate...
by : BTF
0 komentar:
Posting Komentar